DAFTAR ISI

Senin, 05 Desember 2011

wisata kebun teh

Wisata Kebun Teh

KOMPAS IMAGES/NI LUH MADE PERTIWI F Kebun teh PT Harendong Green Farm dan pabrik di belakangnya.
KOMPAS.com - Perjalanan menuju lokasi memakan waktu enam jam melalui jalur darat dari Jakarta. Sepanjang perjalanan mobil akan melintasi perkampungan, kota, gunung, hingga pesisir pantai. Lengkap sudah panorama yang akan Anda dapatkan. Namun lama waktu tempuh terbayar sudah saat sejauh mata memandang hijau dan hijau tanaman teh. Kebun teh milik PT Harendong Green Farm memproduksi teh Oolong organik.
Tur bisa satu jam atau sampai seharian. Nanti dijelaskan teh dan proses pembuatan secara organik.
-- Alexander
Sebagai satu-satunya kebun teh yang memproduksi teh Oolong secara organik, tempat ini seringkali didatangi pengunjung yang ingin belajar mengenai proses organik pengolahan teh. Tak sedikit yang mampir ke tempat ini sekadar untuk menikmati suasananya yang asri dan udara segar. Menurut Presiden Direktur PT Harendong Green Farm Alexander Halim, kebun teh ini mulai dibangun tahun 2006. Jadi masih tergolong baru dan dalam tahap pengembangan kebun. Namun kawasan ini bisa menjadi alternatif agrowisata, wisata sambil belajar mengenai perkebunan.
Letaknya bersebelahan dengan Taman Nasional Halimun, tepatnya di Jl. Raya Cikotok, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten. Berada di ketinggian 1.000 meter dari atas permukaan laut dengan total luas tanah 100 hektar. Namun baru sekitar setengah luas lahan yang sudah ditanami teh. Untuk menghasilkan teh Oolong berkualitas, pemetikan baru bisa dilakukan 3-4 tahun setelah penanaman.
Ada banyak rombongan anak sekolah yang sudah mampir ke kebun teh Harendong untuk belajar mengenai perkebunan teh. Jika Anda berkunjung, Anda bisa melihat para ibu memetik daun teh dengan terampil. Anda akan diantar keliling oleh seorang location manager, salah satunya bernama Yuli Prianto. Ia akan menjelaskan apakah itu teh Oolong dan jenis-jenis teh. Selain itu, Anda juga bisa mampir ke pabrik untuk melihat proses pengolahan teh.
"Tur bisa satu jam atau sampai seharian. Nanti dijelaskan teh dan proses pembuatan secara organik," kata Alexander. Daun yang dipetik adalah satu pucuk dengan dua daun. Saat pemetikan teh harus dalam keadaan kering tanpa embun.
"Karena itu pemetikan dari jam 9 pagi sampai jam 1 atau 2 siang. Karena tidak boleh lama dijemur nantinya tingkat fermentasi berlebihan," jelas Alexander.
Teh Oolong mengalami proses 40-60 persen fermentasi atau oksidasi. Berbeda dengan teh merah yang 100 persen atau sebaliknya dengan teh hijau yang hanya mengalami kurang dari 10 persen fermentasi.
Setelah itu daun teh dibawa ke pabrik dan disortir. Apabila batangnya terlalu panjang, maka harus dipotong dulu. Jika tidak, teh akan terasa lebih pahit. Teh kemudian mengalami proses windering atau diangin-anginkan. Teh dijemur dalam ruangan tertutup selama setengah jam. Proses fermentasi terjadi pada saat ini karena terkena udara. Kemudian, teh memasuki proses pelayuan dengan diletakan di ruangan pendingin. Uap air akan disedot hingga 40 persen sehingga bobot daun teh pun ikut berkurang.
Lama proses ini bisa 15 hingga 20 jam tergantung tingkat kelembaban dan cuaca. Uniknya, di tahap inilah ada seorang ahli yang akan menentukan kapan teh siap dikeluarkan dari ruangan pendingin.
"Karena teh aroma itu pertama-tama naik, lalu turun, kemudian naik lagi sampai ke peak-nya. Yang tahu cuma si ahli itu, dia tahu apakah aromanya sudah maksimal atau belum," ungkap Alexander.
Setelah itu teh mengalami proses pengorengan dan pengeritingan. Di kedua tahap ini bobot air kembali menyusut dan dibentuk mendai bola-bola. Tahap akhir adalah masuk ke dalam oven dan lagi-lagi uap air kembali ditarik sehingga bobot berkurang. Sayangnya, Alexander menyebutkan proses pembuatan di pabrik tidak boleh difoto.
"Pembuatan di pabrik boleh dilihat tapi tidak boleh foto. Karena rahasia dapur perusahaan ada di mesin dan temperatur," katanya. Terutama saat di ruangan pendingin. Bahkan si ahli tersebut dikirim khusus ke Taiwan untuk belajar teh saat pendinginan.
Alexander juga tak segan-segan mengajak rombongan anak sekolah untuk berkeliling kebun teh sambil belajar. Selain belajar mengenai perkebunan teh, mereka juga belajar mengenai proses organik. "Ada juga yang belajar tentang pupuk organik dan masalah penyakit tumbuhan," katanya.
Karena perkebunan organik, maka pemakaian pupuk maupun pembasmi hama pun diolah sendiri secara organik. Untuk membasmi hama, dipakai ramuan daun sirsak, suren, kaliandra, daun bitung, sampai sereh. Karena itu di areal kebun banyak dijumpai pohon sirsak dan suren.
"Jenis tumbuhan yang diolah menjadi pembasmi hama tergantung dari hama yang dihadapi," ungkapnya.
Pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang yang diproduksi sendiri dari kotoran kambing, kelelawar, dan sapi. Menurut Alexander, ia kedatangan rombongan pelajar SMA hingga 2-3 kali per bulan. Ada pula kunjungan dari orang-orang asing seperti Taiwan, Jepan, dan Singapura yang ingin melihat kebun teh organik. Sedangkan di hari Sabtu dan Minggu lebih banyak pengunjung yang datang untuk bersantai.
Jika Anda berniat mengunjungi kebun teh ini, ada baiknya Anda membuat perjanjian terlebih dahulu. Karena tidak setiap hari ada jadwal pemetikan dan pengolahan teh. Tiap bulan ada 1-2 kali proses pemetikan dan produksi. Alexander menargetkan pertengahan 2012 produksi sudah bisa dilakukan setiap hari. Pihak Harendong tidak menetapkan biaya kunjungan. Bahkan Anda bisa saja jika ingin menginap.
"Masyarakat umum boleh saja menginap tapi tidak bisa terlalu banyak, hanya bisa sampai 10 orang, beberapa rumah bisa untuk menginap," katanya.
Di beberapa areal memang terdapat rumah karyawan. Rencana ke depan beberapa lokasi dengan pemandangan paling bagus akan dibangun beberapa rumah peristirahatan dengan konsep back to nature. Namun, untuk makanan ada baiknya Anda membawa sendiri bahan makanan, nanti pegawai di Harendong dapat membantu memasakannya untuk Anda.
"Kalau menginap di sini bisa bakar ikan. Karena dekat laut, ambil bahan di Bayah atau Pelabuhan Ratu," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar